Laskar89 dulunya adalah kelompok kejahatan dunia maya yang terkenal di Indonesia, yang dikenal karena kegiatan peretasan dan skema pemerasan mereka. Namun, kenaikan mereka menjadi terkenal diikuti oleh kejatuhan yang cepat, ketika penegak hukum menindak operasi mereka dan menangkap anggota kunci.
Kelompok ini pertama kali mendapat perhatian pada tahun 2017, ketika mereka meretas situs web Polisi Nasional Indonesia dan membocorkan informasi pribadi petugas polisi. Mereka juga menargetkan situs web pemerintah dan merusak mereka dengan logo mereka, tengkorak dengan nomor 89, yang mereka klaim mewakili misi mereka untuk memerangi korupsi dan ketidakadilan.
Laskar89 juga terlibat dalam skema pemerasan, di mana mereka akan meretas database perusahaan dan menuntut tebusan dengan imbalan tidak membocorkan informasi sensitif. Mereka menargetkan berbagai industri, termasuk perbankan, telekomunikasi, dan perawatan kesehatan.
Kegiatan mereka menarik perhatian pihak berwenang, dan pada tahun 2018, Polisi Nasional Indonesia meluncurkan operasi besar untuk membongkar kelompok. Beberapa anggota kunci ditangkap, termasuk pemimpin kelompok itu, yang dijatuhi hukuman beberapa tahun penjara karena kejahatan dunia maya.
Kejatuhan Laskar89 berfungsi sebagai peringatan bagi kelompok kejahatan dunia maya lainnya di Indonesia, ketika penegak hukum menunjukkan kemampuan mereka untuk melacak dan menuntut mereka yang terlibat dalam kegiatan ilegal online. Kasus ini juga menyoroti pentingnya langkah -langkah keamanan siber untuk bisnis dan organisasi, untuk melindungi diri dari potensi serangan.
Terlepas dari ketenaran mereka, kegiatan Laskar89 pada akhirnya adalah kehancuran mereka, karena mereka meremehkan kemampuan penegakan hukum dan konsekuensi dari tindakan mereka. Kebangkitan dan jatuh Laskar89 berfungsi sebagai kisah peringatan bagi mereka yang terlibat dalam kejahatan dunia maya, karena pihak berwenang terus menindak aktivitas ilegal di dunia digital.